9 Langkah Pemasangan Geotextile dan Penghamparan Timbunan
1. Geotextile harus digelarkan secara lepas tanpa kerutan atau lipatan berlebihan. Geotextile harus digelar dengan arah mesin tegak lurus atau sejajar dengan as timbunan seperti ditunjukkan pada gambar rencana. Arah tegak lurus dan sejajar mesin harus saling berlawanan.
2. Pada kondisi apapun, Geotextile tidak boleh diseret melalui lumpur atau di atas benda tajam yang dapat merusak Geotextile. Lapis timbunan penutup harus ditempatkan di atas Geotextile sedemikian rupa sehingga sekurang kurangnya suatu lapisan setebal 200 mm berada antara Geotextile dan roda atau roda rantai baja (track) .
Ukuran dan berat dari alat berat harus dibatasi sehingga alur pada penghamparan pertama di atas Geotextile tidak lebih dari 75 mm untuk menghindari peregangan Geotextile yang berlebihan. Alat berat tidak diperbolehkan berbelok pada hamparan timbunan pertama di atas Geotextile. Pemadatan pada hamparan timbunan pertama di atas Geotextile harus dibatasi hanya untuk alat penyebar tanah. Alat pemadat getar tidak boleh digunakan pada hamparan timbunan pertama.
3. Gundukan tanah atau metode berdasarkan rekomendasi Pabrik harus digunakan untuk menahan Geotextile pada tempatnya sampai bahan timbunan penutup telah ditempatkan.
4. Jika Geotextile robek atau berlubang atau sambungan rusak, seperti ditunjukkan oleh Geotextile yang rusak secara kasat mata, pemompaan (pumping) tanah dasar, intrusi, atau distorsi badan jalan, urugan di sekeliling daerah yang rusak atau berdeformasi harus dibongkar dan daerah yang rusak harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa beban biaya pada Direksi Pekerjaan. Perbaikan harus meliputi suatu tambalan Geotextile dengan jenis yang sama yang ditempatkan di atas daerah yang rusak. Tambalan harus dijahit pada semua tepi.
5. Konstruksi timbunan harus dilakukan secara simetris sepanjang waktu untuk mencegah keruntuhan kapasitas daya dukung lokal di bawah timbunan atau geser lateral atau gelincir timbunan. Setiap urugan yang ditempatkan di atas Geotextile harus segera disebarkan. Gundukan persediaan tanah urugan di atas Geotextile tidak diperbolehkan.
6. Pemadat getar atau pemadat kaki domba tidak boleh digunakan untuk memadatkan timbunan hingga sekurang-kurangnya 0,5 m timbunan telah menutupi lapisan Geotextile terbawah dan sampai sekurang-kurangnya 0,3 m timbunan telah menutupi lapisan Geotextile selanjutnya di atas Geotextile terbawah.
7. Geotextile harus di-pratarik sebelum penggelaran dengan menggunakan Metode 1 atau Metode 2 yang dijelaskan dalam Spesifikasi ini. Pemilihan metode tersebut tergantung pada terbentuk atau tidaknya gelombang lumpur selama penghamparan timbunan pertama atau kedua. Jika gelombang lumpur timbul ketika timbunan didorong pada Geotextile lapis pertama, maka Metode 1 harus digunakan.
Metode 1 harus dilanjutkan hingga gelombang lumpur mulai menghilang saat timbunan disebarkan. Ketika gelombang lumpur tidak terbentuk, Metode 2 dapat digunakan sampai lapis Geotextile teratas tertutup timbunan minimum setebal 0,3 m. Metode konstruksi khusus ini tidak diperlukan untuk penghamparan timbunan di atas ketinggian ini.
Jika suatu gelombang lumpur tidak terbentuk ketika timbunan didorong pada lapis pertama Geotextile, maka Metode 2 harus digunakan di awal sampai lapis teratas Geotextile tertutup timbunan padat minimum setebal 0,3 m.
8. Metode 1
Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama. Geotextile diregangkan secara manual untuk meyakinkan bahwa kerutan tidak terbentuk pada Geotextile.
Penghamparan timbunan harus dengan cara penumpahan ujung (end dumping) dan disebarkan dari tepi Geotextile. Penghamparan pertama harus ditempatkan sepanjang tepi luar Geotextile, untuk mengurung gelombang lumpur dan membuat jalan akses yang diperlukan untuk menempatkan timbunan di tengah timbunan. Lebar jalan akses ini harus sekitar 5m. Jalan akses di ujung Geotextile harus mempunyai tinggi minimum terpasang 0,6 m.
Setelah jalan akses mencapai panjang 15 m, penimbunan untuk jalan akses harus terus dilakukan sebelum penimbunan bagian tengah. Panjang jalan akses ini harus dipertahankan tetap 15 m di depan timbunan bagian tengah seperti ditunjukkan pada gambar rencana. Dengan menjaga gelombang lumpur berada di depan timbunan dan dengan mencegah pergerakan tepi Geotextile, maka Geotextile akan tertarik secara efektif. Geotextile harus digelar tidak lebih dari 6m di depan jalan akses untuk mencegah terjadinya tegangan berlebihan pada jahitan Geotextile.
9. Metode 2
Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile dihamparkan dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama seperti pada Metode 1. Penghamparan pertama timbunan harus disebarkan dari tepi Geotextile. Penghamparan pertama dimulai di bagian tengah sebelum penghamparan di bagian tepi luar seperti diperlihatkan pada gambar rencana. Geotextile harus ditarik secara manual sebelum penghamparan timbunan. Konstruksi timbunan harus dilanjutkan dengan cara tersebut untuk penghamparan selanjutnya sampai lapisan Geotextile teratas telah tertutup oleh timbunan padat setebal 0,3m.
- 150gr
- 200gr
- 250gr
- 150gr
- 200gr
- 250gr
- 300gr
- 350gr
- 400gr
- 450gr
- 500gr
- 550gr
- 600gr
Penutup
Demikian artikel ini kami susun berdasarkan buku pedoman konstruksi dan bangunan Departemen Pekerjaan Umum. Kami selaku supplier/ jual Geotextile siap membantu Anda untuk pengadaan Geotextile untuk proyek yang sedang Anda kerjakan maupun proyek yang akan Anda kerjakan. Terima kasih, sukses selalu.
Sumber: pedoman konstruksi dan bangunan Departemen Pekerjaan Umum
Artikel Lainnya
Perkuatan Tanah Lereng Menggunakan Material Geogrid
Perkuatan Tanah Lereng Menggunakan Material GeogridTanah lereng adalah jenis tanah yang ditemukan di lereng bukit atau gunung yang memiliki kemiringan signifikan. Tanah lereng biasanya terbentuk oleh proses alamiah seperti erosi, pengendapan, dan pergeseran tanah,...
Dokumentasi Pemasangan Geocomposite Pada Pembangunan Rel Kereta Api di Jawa Timur
Dokumentasi Pemasangan Geocomposite Pada Pembangunan Rel Kereta Api di Jawa TimurGEOCOMPOSITEGeocomposite ini memiliki fungsi untuk perkuatan tanah dasar sebagaimana geotextile namun dalam konstruksi rel kereta api yang mana akan dilewati beban yang sangat berat maka...
Instalasi Geomembrane Pada Proyek Pembangunan Danau Buatan Hotel Santika Premier Palembang
Instalasi Geomembrane Pada Proyek Pembangunan Danau Buatan Hotel Santika Premier PelembangHotel Santika Premier Palembang dibangun bertepatan dengan persiapan event Asian Games 2018 di Indonesia yang diadakan di 2 kota besar DKI Jakarta & Palembang sehingga saat...
Dokumentasi Proyek Landfill Capping, Sarbagita – Bali
Dokumentasi Proyek Landfill Capping - BaliDokumentasi pemasangan Geosynthetic Clay Liner pada proyek landfill capping di TPA yang belokasi Bali. Geosynthetic Clay Liner (GCL) merupakan bahan kedap air yang terbuat dari perpaduan antara sodium bentonite yang dibungkus...
Dokumentasi Installasi Geomembrane Pada Proyek Kolam Hias – Gelora Bung Karno
Dokumentasi Installasi Geomembrane Pada Proyek Kolam Hias – Gelora Bung KarnoGeomembrane merupakan material yang memiliki sifat impermeabilitas (kedap air) yang tinggi sehingga banyak digunakan dalam pembuatan kolam penampungan air, danau buatan, kolam limbah dan...
Pekerjaan Pemasangan Geotextile Non Woven Pada Pembangunan Apron Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Pekerjaan Pemasangan Geotextile Non Woven Pada Pembangunan Apron Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Info Harga dan Spesifikasi TeknisGeotextileApron Bandara adalah salah satu bagian penting yang berfungsi sebagai tempat parkir pesawat terbang, tempat menaikkan dan...