Jenis – Jenis Geogrid

1. Pendahuluan

Geogrid merupakan lembaran berbentuk rakit yang berlubang-lubang dihamparkan di atas tanah dasar untuk menciptkan struktur tanah yang lebih kuat. Geogrid lebih berfungsi sebagai tulangan atau perkuatan dan tidak memiliki sifat-sifat pada material geotextile seperti pemisah, drainase, filtrasi, dan penghalang air.

Terdapat dua komponen yang dilibatkan dalam mekanisme pemindahan tegangan pada geogrid yaitu gesekan tanah horizontal pada permukaan grid dan tahanan pasif (dukungan tanah horizontal) terhadap bagian grid yang melintang. Gambar 1 menunjukkan contoh dari geogrid. Lubang-lubang di antara rusuk-rusuk memungkinkan butiran tanah dan agregat batuan masuk ke dalamnya dan terjadi interlocking, sehingga dapat menghasilkan tahanan gesek yang tinggi.

Gambar 1 Geogrid

Material yang digunakan untuk urugan pada geogrid ini yaitu tanah granular yang dipadatkan, akan lebih baik menggunakan batuan agregat agar terciptanya interlocking antar agregat. Geogrid dapat diaplikasikan di jalan raya, jalan kereta api, runway, dinding penahan tanah, perkuatan lereng, container yard, dll.

Keuntungan menggunakan geogrid yaitu :

  1. Tahan terhadap lingkungan yang dapat merusaknya karena material ini memiliki ketahanan terhadap kimia dan biologi
  2. Mudah dalam penanganan dan pelaksanaan karena material ini ringan.
  3. Mudah untuk disambung.

 

2. Fungsi Geogrid

Adapun fungsi dari geogrid yaitu :

  1. Perkuatan (Reinforcement)

Perbaikan sinergis dari kekuatan sistem total yang diciptakan dengan penguatan geosintetik (yang baik dalam ketegangan) ke dalam sistem tanah dan/atau agregat (yang bagus dalam kompresi namun kurang dalam ketegangan) untuk menjamin stabilitas struktur.

Geogrid digunakan sebagai tulangan pada konstruksi lereng terutama lereng yang memiliki kemiringan yang tajam. Dengan menggunakan geogrid pada perkuatan lereng akan menaikkan   tahanan lateral sehingga  memungkinkan tanah timbunan dapat dipadatkan dengan kepadatan yang lebih tinggi.

2. Stabilisasi (Load Support)

Untuk stabilisasi atau load support, geogrid mengandalkan interlocking geogrid sebagai material timbunanya. Dengan adanya interlocking ini dapat meningkatkan tahanan lateral pada tanah dasar.

3. Erosion control

Fungsi dari Erosion Control adalah untuk melindungi permukaan tanah dan mencegah partikel tanah terlepas karena hujan, air yang mengalir atau angin.

 

3. Jenis-Jenis Geogrid

Geogrid pada umumnya terdiri dari 2 jenis yaitu Geogrid Biaxial dan Geogrid Uniaxial.

Geogrid Biaxial adalah jenis Geogrid yang digunakan sebagai bahan stabilisasi atau perkuatan pada tanah dasar yang lunak, seperti daerah rawa, berlumpur dan gambut. Cara kerja Geogrid Biaxial adalah  interlocking (mengunci agregat) sehingga lapisan timbunan yang ada diatasnya lebih kaku mengakibatkan distribusi beban menjad lebih merata.

Fungsi Geogrid Biaxial adalah sebagai material stabilisasi tanah dasar untuk mencegah terjadinya diferensial settlement (penurunan setempat) sehingga dapat mereduksi biaya pemeliharaan. Geogrid tipe ini juga dapat mereduksi tebal base atau sub base sampai dengan 60% sehingga menghemat biaya pelaksanaan konstruksi.

Gambar 2 Geogrid Biaxial

Geogrid Uniaxial digunakan pada aplikasi perkuatan tanah (soil reinforcement), dinding penahan tanah, lereng curam, stabilisasi lereng dan timbunan diatas tanah lunak. Kebanyakan Geogrid Uniaxial digunakan untuk perkuatan lereng.

Geogrid Uniaxial adapat memberikan perkuatan pada sistem slope reinforcement sehingga dapat membangun lereng yang lebih tinggi dan tegak pada area terbatas.

Geogrid Uniaxial mengandalkan kuat tarik yang tinggi dan kemuluran creep yang rendah, untuk kasus longsoran geogrid ditempatkan pada lapisan tanah, ditimbun dan dipadatkan lapis demi lapis sehingga dapat menjaga menstabilkan tanah dengan mendistribusikannya menjadi kuat tarik.

Gambar 3 Geogrid Uniaxial